ngawi-ngawi.desa.id-Di tengah gemuruh perkembangan teknologi dan modernisasi yang tak terelakkan, keberadaan budaya lokal seringkali menjadi semakin terpinggirkan. Namun, di Desa Ngawi, tradisi karawitan tetap teguh berakar dan berkembang, menjadi salah satu bagian berharga dari identitas masyarakat setempat. Setiap hari Jumat, setelah waktu Isya, kantor desa Ngawi menjadi saksi bagi upaya memelihara dan menghidupkan kembali budaya karawitan yang kaya dan berharga.
Karawitan adalah bentuk seni musik tradisional Jawa yang memiliki akar sejarah yang dalam. Di Desa Ngawi, pelajaran karawitan diadakan di kantor desa setiap hari Jumat setelah waktu Isya. Praktik ini telah berlangsung selama beberapa tahun dan menjadi salah satu tonggak dalam upaya melestarikan budaya karawitan.
Pergelaran karawitan ini diajarkan oleh seorang pegiat budaya yang berdedikasi, Pak Bahri yang berasal dari dusun Banjar, Desa Ngawi. Beliau adalah seorang tokoh lokal yang memiliki pengetahuan mendalam tentang karawitan dan tekun dalam mengajarinya kepada generasi muda. Dengan kesabaran dan semangatnya, Pak Bahri berhasil menginspirasi banyak orang, baik dari Desa Ngawi maupun desa-desa sekitarnya, untuk belajar dan mempraktikkan karawitan.
Salah satu hal yang membuat pengajaran karawitan di kantor desa menjadi begitu penting adalah inklusivitasnya. Pelatihan karawitan ini terbuka bagi siapa saja yang ingin mempelajarinya, tanpa memandang usia, latar belakang, atau kemampuan musik sebelumnya. Hal ini telah memungkinkan berbagai kalangan, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa, untuk ikut serta dalam upaya melestarikan seni berharga ini.
Karawitan bukan hanya sekadar bentuk seni musik, tetapi juga memiliki nilai-nilai sosial dan budaya yang dalam. Ini mencakup rasa solidaritas, kerja sama, dan penghormatan terhadap tradisi leluhur. Dengan melestarikan karawitan, Desa Ngawi menjaga esensi dari budaya Jawa yang berakar kuat.
Semangat melestarikan budaya karawitan di Desa Ngawi adalah contoh yang menginspirasi, mengingatkan kita betapa pentingnya untuk menjaga akar budaya lokal dalam dunia yang terus berubah. Dengan dorongan dari tokoh seperti Pak Bahri dan kerja sama antar-desa, harapan untuk mewarisi budaya yang kaya ini kepada generasi mendatang tetap terjaga.
Pengajaran karawitan di kantor desa Ngawi setiap hari Jumat bukan hanya sebuah pelajaran musik, tetapi juga pelajaran tentang kebersamaan dan dedikasi dalam menjaga budaya warisan. Semoga semangat ini terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang ingin melestarikan budaya mereka sendiri.