ngawi-ngawi.desa.id- Pada Selasa (4/6) sore, pengajian rutin Desa Ngawi telah diselenggarakan dengan penuh khidmat di mushola Aula kantor desa Ngawi. Acara yang rutin digelar ini dihadiri oleh 40 ibu-ibu dari lima dusun yaitu Dusun Ngawi, Ngantru, Jetis, Banjar, dan Blandongan. Kehadiran para ibu-ibu dari berbagai dusun ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kebersatuan dalam mempelajari serta mengamalkan ajaran agama. Tidak hanya itu, Ketua TP PKK Desa Ngawi, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, juga turut hadir dalam pengajian kali ini, menandakan pentingnya acara tersebut bagi warga desa Ngawi.

 

Pengajian kali ini menghadirkan Ibu Mugiyarti sebagai penceramah utama. Ibu Mugiyarti adalah sosok yang dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang agama serta kemampuannya dalam menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan ceramah yang mengupas tentang ibadah qurban, sebuah topik yang sangat relevan mengingat kita akan memasuki bulan Dzulhijjah.

 

Ibu Mugiyarti memulai ceramahnya dengan mengisahkan kembali peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Beliau menjelaskan bahwa pada bulan Dzulhijjah, umat Islam diingatkan pada kisah ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah. "Pada bulan Dzulhijjah, kita diingatkan pada kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tentang ketaatan mereka terhadap perintah Allah. Baik seorang ayah maupun anak menunjukkan ketaatan, kerjasama, dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah yang sangat sulit, yaitu Ibrahim ditugaskan menyembelih Ismail," ujar Mugiyarti.

 

Menurut Ibu Mugiyarti, kisah ini mengajarkan kita tentang betapa pentingnya ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah, meskipun terkadang perintah tersebut terasa sangat berat. Keikhlasan Nabi Ibrahim dalam menerima perintah untuk menyembelih anaknya sendiri, dan keikhlasan Nabi Ismail untuk menerima perintah tersebut, adalah teladan yang sangat agung bagi umat Islam. Beliau juga menekankan bahwa berkat ketaatan dan keikhlasan mereka, Allah menurunkan rahmat-Nya dengan menggantikan Ismail dengan domba, sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah pada surat Al-Kautsar ayat 1-3.

 

Selain membahas kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Ibu Mugiyarti juga memberikan penjelasan tentang beberapa amalan sunah yang bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah. Salah satunya adalah puasa Arafah, yang dianjurkan bagi umat Islam untuk dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan yang besar, di antaranya adalah menghapus dosa-dosa kecil selama dua tahun, yaitu satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang.

 

Selain puasa Arafah, Ibu Mugiyarti juga membahas tentang amalan berqurban. Beliau menjelaskan bahwa ibadah qurban adalah bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam yang mampu. Acara pengajian ini berlangsung selama beberapa jam, namun suasana penuh hikmah dan kehangatan membuat waktu terasa berlalu dengan cepat. Para peserta pengajian tampak antusias mengikuti setiap penjelasan yang disampaikan oleh Ibu Mugiyarti, dan banyak di antara mereka yang aktif bertanya untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ibadah qurban.

 

Pengajian rutin Desa Ngawi ini tidak hanya menjadi ajang untuk belajar, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa. Dengan adanya pengajian ini, diharapkan masyarakat Desa Ngawi semakin memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal ibadah qurban yang merupakan salah satu bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah.